ABOUT MY COUNTRY
KWIYAWAGE
Foto: Pemandangan Kwiyawage. A. Asal usul kata kwiyawage dan sejarah nya
Pada dasarnya kata kwiyawage berasal dari “Kwiya dan Wage. Kata” Kwiya” yang berarti” Mama” atau Om sedangkan “Wagi” berarti “Datang” .
Kata ini di ucapkan pada zaman dahulu seorang Om dengan anaknya dalam
perjalanan Wisata Berburu di daerah ini. Suku dani adalah suku yang
hidup di daerah pengunungan dan sebagian besar mata pencahariannya
adalah Wisata berburu di daerah ini maka, pada saat itu seorang Om
dengan anaknya melakukan wisata Buru. Dalam Perjalanan ini Seorang Om
mendahuluhi anaknya ketika anak sedang berburu Seekor burung akhirnya Om
memangil kepada anaknya dengan suara yang keras lalu seorang anak kecil
itu menjawab KWIYA..WAGE..O..O. Maka terbentuklah Nama Daerah ini
menjadi KWIYAWAGE.
Gmbr: Pemandangan pada saat Salju
Daerah ini terletak antara Kabupaten Lani Jaya dengan
kabupaten Nduga Provinsi papua. Dan daerah ini terletak lebih tinggi
dari daerah-daerah penggunungan lainnya di papua. Maka daerah ini selalu
terjadi SALJU pada bulan Juni sampai dengan November dan Desember
adalah puncak berakhirnya salju dan tumbuh-tumbuhan bertumbuh
kembali. Masyarakat Kwiyawagi mengatakan dengan bahasa bahwa slju
itu adalah Aworak Kani
yang artinya Bencana Alam karena, masyarakat tahu bahwa aworak kani
atau Salju ini membawa bencana terhadap tanaman seperti:
sayur-sayur, ubi/batatas, dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Masyarakat sudah
tahu bahwa ketika ada hari kemarau panjang dalam satu hari dari pagi
sampai malam dalam bulan Juni minggu pertama atau minggu kedua maka,
seluruh Masyarakat Kwiyawagi akan mengetahuinya sendiri bahwa besok
akan terjadi Bencana Alam atau Aworak kani yang di sebut SALJU.
Apabila sudah terjadi Bencana atau musim salju maka, seluruh
masyarakat menggungsi ke daerah- daerah berdekatan seperti daerah Sinak,
Wamena, Tiom yang di sebut Lani Jaya, Puncak Jaya, Ilaga yang disebut
Puncak. Penggungsian ini terjadi karena, akibat dari bencana itu
terjadilah keguguran atau pembusukan seluruh tanaman ubi, sayur,maka
masyarakat tidak bisa di konsumsi akhirnya mereka harus mencari hidup ke
daerah-daerah berdekatan yang di sebutkan diatas.
Masyarakat menggungsi ke daerah sanak saudara atau keluarga, biasanya
membawa seluruh ternak dan alat-alat penting seperti : kampak,
parang,Skop dan barang penting yang lainnya karena, menurut masyarakat
suku Dani Kampak, Parang, Skop ini adalah yang paling penting dalam
kehidupan. Alat-alat seperti diatas harus dibawah karena masyarakat
menggungsi ke daerah sanak saudara atau keluarga mereka akan memberikan
sebuah Lahan untuk berkeja selama menggungsi di daerah tersebut.
Masyarakat menggungsi di daerah sanak –saudara selama Enam bulan yaitu dari bulan Juni-November,
pada bulan November inilah masyarakat mulai kembali ke
daerahnya,karena pada bulan inilah SALJU ATAU BENCANA ALAM berakhir.
Ketika seluruh masyarakat kembali menghuni masyarakat selalu menggadakan
pesta babi yaitu bersamaan dengan hari raya Natal, biasanya di adakan
pada tangal 23-24 DESEMBER
Gmbr: Pesta Babi
B. Pesta Babi Di Daerah Kwiyawagi
Pesta babi merupakan peritiwa sosial yang penting bagi
seluruh orang Papua. Babi mendapat tempat sentral dalam kebudayaan
mereka. Kekayaan orang tergantung dari jumlah babi yang dimiliki.
Selama berabad-abad lamanya babi bagi orang Papua kususnya kwiyawage
merupakan harta miliknya yang paling penting. Babi malahan dianggap
mereka sebagai anak sendiri. Sebagian besar cara bercocok tanam ikut
ditentukan oleh keadaan babi yang ada di kandang yang disebut Wom ame atau Oliana.
Dan keberadaan hewan ini orang harus memagari lokasi di mana mereka
menanami batatas/ubi Dan keberdaan orang karena babi ini juga termasuk
perusak tanaman. (Ubi),makanan utama mereka sedangkan seluruh sisa
limbah disediakan untuk babi dimana dia bebas berkeliling dan mengaisi
makanannya.” Seperti pada suku Dani Masyarakat Kwiyawage biasnya siang
hari babi berjalan lepas di luar dan mencari makanan sendiri. Pada Sore
hari atau Malam hari memasukan kembali ke kandang atau oliana/wom ame
dan mereka diberi makanan batatas yang dibawa Mama-mama dari kebun atau
lahan.
1. Arti babi bagi masyarakat Kwiyawagi amat penting
Tak bisa dikatakan bahwa Suku-suku Dani memakan daging babi secara
reguler. Orang Dani jarang memotong babi hanya dengan tujuan ingin makan
dagingnya. Memotong dan memakan babi selalu terikat pada peristiwa
sosial yang penting, seperti:Upcara perayaan Hari Natal, upacara
penguburan mayat, pernikaan, upacara pemberian Nama seorang ketika
berumur 3-5 bulan,pesta kelahiran,dll Kesempatan makan daging babi yang
paling sering berulang Kali adalah pada upacara Perayaan Natal
,penguburan mayat, Kesempatan inilah masyarakat kwiyawagi baik
laki-laki maupun perempuan ataupun anak memakan babi selama beberapa
minggu berturut-turut adalah pada pesta babi besar yang diadakan secara
berkala.
2. Pesta Babi atau Bakar Batu/barapen
Pesta Babi atau Bakar Batu mempunyai makna tradisi bersyukur yang
unik dan khas. Dan merupakan sebuah ritual tradisional Papua
khususnya Kampung kwiyawage yang dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur
atas berkat yang melimpah, pernikahan, penyambutan tamu agung, dan yang
paling utama adalah Upacara perayaan Natal juga sebagai upacara
kematian. Selain itu, upacara ini juga dilakukan sebagai bukti
perdamaian setelah terjadi perang antar-suku. Suku-suku di Papua
menggunakan metode bakar batu. Tiap daerah dan suku di kawasan Lembah
Baliem memiliki istilah sendiri untuk merujuk kata bakar batu.
Masyarakat Paniai menyebutnya dengan gapii atau mogo gapii,
masyarakat Wamena menyebutnya kit oba isago, sedangkan masyarakat Biak
menyebutnya dengan barapen. Namun tampaknya barapen menjadi istilah yang
paling umum digunakan. Tetapi Masyarakat Kwiyawagi sendiri Mengatakan jugum kan
3. Unsur-unsur Budaya Suku Dani Khususnya Kampung Kwiyawage
a. Dari unsur sosial
Dari sudut pandang sosial, babi itu sangat penting. Jumlah babi yang
dimiliki seseorang, ikut menentukan bagaimana dia dipandang oleh orang
lain. “Orang yang penting, Sedangkan Orang yang memiliki Babi dalam
jumlah sedikit di pandang sebagai orang yang tidak mampu atau ekonominya
lemah . karena Babi dipakai sebagai alat tukar seperti: mas kawin, jasa, prestasi, utang dan kewajiban dibayar dengan babi ataudaging babi
b. Sistem kekerabatan
Dalam mengadakan pesta babi ini seorang pria dengan wanita selalu
bekerja sama Dalam tugasnya masing-masing yaitu: Seorang pria mengambil
kayu,menyiapkan,bara api,membersihkan bulu babi,menyiapkan daun pisang
atau rumbut,membuat kolam untuk memasak, memisahkan daging babi dengan
tali perut/usus,membunuh babi atau memanah Babi.sedangkan wanita
menyiapkan sayur dan ubi/batatas kegiatan ini dilakukan dengan bekerja
sama. Dan setelah pulang dari upacara pesta, mereka akan saling membagi
lagi dari rumah ke rumah yang lain. Dengan hal seperti ini mereka bisa
merasakan bahwa ada persatuan,kesatuan dan persahabatan dalam kehidupan
mereka. Dan dengan hal seperti ini juga masyarakat bisa saling membantu
dalam menangani masalah seperti membayar mas kawin,membayar hukuman
dari suku yang lain kepada pihak korban dan bisa membagi ternak babi,
ketika seseorang tidak mempunyai ternak babi untuk terlibat dalam acara.
c. Unsur religi
Sebelum masyarakat membawa babi ke lapangan pesta. Masing masing
keluarga sudah berkumpul di rumah masing-masing untuk bersepakat dan
berdoa supaya pada saat pemotongan atau pemanahan babi tidak ada
halangan. Karena biasanya ketika tidak didoakan atau tidak ada
kesepakatan dari antara keluarga maka babi di panah tapi tidak
mati-mati.Dan sampai di lapangan pesta, seluruh masyarakat berkumpul dan
berdoa untuk memulai kegiatan dari awal sampai akhir. Setelah itu pada
saat pembagian daging yang pertama kali di utamakan adalah Seluruh
Hamba Tuhan atau para Pendeta untuk duduk di satu tempat karena, daging
babi pertama akan di bagikan/di berikan kepada para Pendeta-Pendeta.
Jadi bukan dalam kegiatan ini saja tetapi dalam kegitan apapun yang
diutamakan adalah para Hamba-Hamba Tuhan
d. Unsur mata pencaharia
1. Tugas pria
Membuat kandang,Berkebun,memotong babi,Membuat bara api,Mencari kayu,Kebiri babi,Membuat bara api
Salah satu tugas perempuan dalam pemeliharaan adalah:beternak babi
jinak ,memberi makanan kepada hewan, melepaskannya di pagi hari, dan
memasukkannya kembali pada sore hari jadi Pada umumnya masyarakat
kwiyawagi mata pencahariannya adalah bertanni, berternak dan berburu.
e. Unsur seni Budaya
Kesenian sangat terkait dalam kegiatan ini karena 1 minggu sebelum
hari nya tiba pemudah dan pemudi/atau pria dan wanita mengadakan tarian
adat tiap sore sambil menyiapkan kayu,batu,dan daun/rumput. Jadi dalam
penyiapan bahan-bahan ini di ikuti dengan lagu-lagu daerah dan tarian
adat. Maka para wanita juga pun ikut menyiapkan bahan-bahan tersebut.
Apa lagi pada satu malam terakhir biasanya masyarakat mengadakan
tarian adat dari jam 5 sore sampai dengan jam 4 subu, pada jam inilah
seorang pria mulai memanah babi. Dan pada saat pembagian dagin babi juga
dalam bentuk tarian dengan menyanyikan lagu-lagu daerah.
f. Unsur ekonomi
Sebelum acara pesta babi diadakan dua minggu sebelumnya para pegawai
atau para pejabat membeli babi-babi yang di jual oleh masyarakat
setempat setelah itu di bagikan kepada tiap-tiap Desa atau tiap gereja.
Dan masyarakat menjual belikan hasil karya sendri,seperti
noken,koteka,mahkota dll. untuk di gunakan pada saat tarian adat dan
pada saat acara berlangsung.
g. Peralatan Bahan-Bahan
Bahan bahan yang harus disiapkan: Ternak babi. Kampak,Parang,Pisau
,Kayu,Batu,Sayur ,Batatas/ubi kayu,Daun pisang/rumput,Kolam untuk masak,
Gambaar di ssmbing menunjukan masyarakat sedang mengambil batu dari
baara api yang tadinya sudah di panaskan dimasukan dalam kolam yang di
sediahkan. Tarian adat sebelum acara diadakan
Gmbr: Tarian adat Sebelum Upacara Bakar batu atau Barapen .
Tarian ini adalah pameran yang memamerkan hasil usaha sebelum hari
acaranya tiba. Acara ini diadakan selama satu minggu berturut –turut .
Jadi pada saat inilah kesembatanya ibu-ibu untuk memamerkan hasil
usahanya dalam memelihara ternak babi dan akan menikmati bersama.