Rabu, 13 Juni 2012

about the origin of the word Kwiyawage and pig feast.

ABOUT  MY  COUNTRY

KWIYAWAGE

Image
Foto:  Pemandangan Kwiyawage.
A.    Asal usul kata kwiyawage dan sejarah nya
         Pada dasarnya kata kwiyawage  berasal dari  “Kwiya dan Wage. Kata” Kwiya” yang berarti” Mama” atau Om sedangkan “Wagi” berarti “Datang” .
Kata ini di ucapkan pada zaman dahulu seorang Om dengan anaknya dalam perjalanan Wisata Berburu di daerah ini.  Suku dani adalah suku yang hidup di daerah pengunungan dan sebagian besar mata pencahariannya adalah Wisata berburu di daerah ini maka, pada saat itu seorang Om dengan anaknya melakukan wisata Buru. Dalam Perjalanan ini Seorang Om   mendahuluhi anaknya ketika anak sedang berburu Seekor burung akhirnya Om memangil kepada anaknya dengan suara yang keras lalu seorang anak kecil itu menjawab KWIYA..WAGE..O..O. Maka terbentuklah Nama Daerah ini menjadi KWIYAWAGE.
Image
Gmbr: Pemandangan pada saat Salju
Daerah ini terletak antara  Kabupaten Lani Jaya dengan kabupaten Nduga Provinsi papua. Dan daerah ini terletak lebih tinggi dari daerah-daerah penggunungan lainnya di papua. Maka daerah ini selalu terjadi SALJU pada bulan Juni sampai dengan November dan Desember adalah puncak berakhirnya salju dan tumbuh-tumbuhan bertumbuh kembali.    Masyarakat Kwiyawagi mengatakan dengan bahasa  bahwa slju itu adalah  Aworak Kani yang artinya Bencana Alam karena, masyarakat tahu bahwa aworak kani atau      Salju ini membawa bencana terhadap tanaman seperti: sayur-sayur, ubi/batatas,  dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Masyarakat sudah tahu bahwa ketika ada hari kemarau panjang  dalam satu hari dari pagi sampai malam  dalam bulan Juni minggu pertama atau minggu kedua maka, seluruh Masyarakat Kwiyawagi akan mengetahuinya sendiri bahwa  besok akan terjadi Bencana  Alam atau Aworak kani yang di sebut SALJU.
Apabila sudah terjadi Bencana atau musim salju maka, seluruh masyarakat menggungsi ke daerah- daerah berdekatan seperti daerah Sinak, Wamena, Tiom yang di sebut Lani Jaya, Puncak Jaya, Ilaga yang disebut Puncak. Penggungsian ini terjadi karena, akibat dari bencana itu terjadilah keguguran atau pembusukan seluruh tanaman ubi, sayur,maka masyarakat tidak bisa di konsumsi akhirnya mereka harus mencari hidup ke daerah-daerah berdekatan yang di sebutkan diatas.
Masyarakat menggungsi ke daerah sanak saudara atau keluarga, biasanya membawa seluruh ternak dan alat-alat penting seperti : kampak, parang,Skop dan barang penting yang lainnya karena, menurut  masyarakat suku Dani Kampak, Parang, Skop ini adalah yang paling penting dalam kehidupan.  Alat-alat seperti diatas harus dibawah karena masyarakat menggungsi ke daerah sanak saudara atau keluarga mereka akan memberikan sebuah Lahan untuk berkeja selama menggungsi di daerah tersebut.  Masyarakat menggungsi di daerah sanak –saudara selama Enam bulan yaitu dari bulan Juni-November, pada bulan November inilah masyarakat mulai kembali ke daerahnya,karena  pada bulan inilah SALJU ATAU BENCANA ALAM berakhir. Ketika seluruh masyarakat kembali menghuni masyarakat selalu menggadakan pesta babi yaitu bersamaan dengan hari raya Natal, biasanya di adakan pada tangal 23-24 DESEMBER
Image
Gmbr: Pesta Babi
  B. Pesta Babi Di Daerah Kwiyawagi
         Pesta babi merupakan peritiwa sosial yang penting bagi seluruh orang Papua. Babi mendapat tempat sentral dalam kebudayaan mereka.  Kekayaan orang tergantung dari jumlah babi yang dimiliki. Selama berabad-abad lamanya babi bagi orang Papua kususnya kwiyawage merupakan harta miliknya yang paling penting. Babi malahan dianggap mereka  sebagai anak sendiri. Sebagian besar cara bercocok tanam ikut ditentukan oleh keadaan babi yang ada di kandang yang disebut Wom ame atau Oliana. Dan keberadaan hewan ini orang harus memagari lokasi di mana mereka menanami batatas/ubi Dan keberdaan orang  karena babi ini juga termasuk perusak tanaman. (Ubi),makanan utama mereka sedangkan seluruh sisa limbah disediakan untuk babi dimana dia bebas berkeliling dan mengaisi makanannya.” Seperti pada suku Dani Masyarakat Kwiyawage biasnya siang hari babi berjalan lepas di luar dan mencari makanan sendiri. Pada Sore hari atau Malam hari memasukan kembali ke kandang atau oliana/wom ame dan mereka diberi makanan batatas yang dibawa Mama-mama dari kebun atau lahan.
1.      Arti babi bagi masyarakat Kwiyawagi  amat penting
Tak bisa dikatakan bahwa Suku-suku Dani memakan daging babi secara reguler. Orang Dani jarang memotong babi hanya dengan tujuan ingin makan dagingnya. Memotong dan memakan babi selalu terikat pada peristiwa sosial yang penting, seperti:Upcara perayaan Hari Natal, upacara penguburan mayat,  pernikaan, upacara pemberian Nama seorang ketika berumur 3-5 bulan,pesta kelahiran,dll Kesempatan makan daging babi yang paling sering berulang Kali adalah pada upacara Perayaan Natal ,penguburan mayat, Kesempatan inilah masyarakat kwiyawagi  baik laki-laki maupun perempuan ataupun anak memakan babi selama beberapa minggu berturut-turut adalah pada pesta babi besar yang diadakan secara berkala.
2. Pesta  Babi atau Bakar Batu/barapen
Pesta Babi atau Bakar Batu  mempunyai makna tradisi bersyukur yang unik dan khas. Dan merupakan sebuah ritual tradisional      Papua khususnya Kampung kwiyawage yang dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur atas berkat yang melimpah, pernikahan, penyambutan tamu agung, dan yang paling utama adalah Upacara perayaan Natal juga sebagai upacara kematian. Selain itu, upacara ini juga dilakukan sebagai bukti perdamaian setelah terjadi perang antar-suku. Suku-suku di Papua menggunakan metode bakar batu. Tiap daerah dan suku di kawasan Lembah Baliem memiliki istilah sendiri untuk merujuk kata bakar batu.  Masyarakat Paniai menyebutnya dengan gapii atau ‘mogo gapii‘, masyarakat Wamena menyebutnya kit oba isago, sedangkan masyarakat Biak menyebutnya dengan barapen. Namun tampaknya barapen menjadi istilah yang paling umum digunakan. Tetapi Masyarakat Kwiyawagi sendiri Mengatakan jugum kan
3. Unsur-unsur Budaya Suku Dani Khususnya Kampung Kwiyawage
a. Dari unsur sosial
Dari sudut pandang sosial, babi itu sangat penting. Jumlah babi yang dimiliki seseorang, ikut menentukan bagaimana dia dipandang oleh orang lain. “Orang yang penting, Sedangkan Orang yang memiliki Babi dalam jumlah sedikit di pandang sebagai orang yang tidak mampu atau ekonominya lemah . karena Babi dipakai sebagai alat tukar seperti: mas kawin, jasa, prestasi, utang dan kewajiban dibayar dengan babi ataudaging babi
b. Sistem kekerabatan
Dalam mengadakan pesta babi ini seorang pria dengan wanita selalu bekerja sama Dalam tugasnya masing-masing yaitu: Seorang pria mengambil kayu,menyiapkan,bara api,membersihkan bulu babi,menyiapkan daun pisang atau rumbut,membuat kolam untuk memasak, memisahkan daging babi dengan tali perut/usus,membunuh babi atau memanah Babi.sedangkan wanita menyiapkan sayur dan ubi/batatas kegiatan ini dilakukan dengan bekerja sama. Dan setelah pulang dari upacara pesta, mereka akan saling membagi lagi dari rumah ke rumah yang lain. Dengan hal seperti ini mereka bisa merasakan bahwa ada persatuan,kesatuan dan persahabatan dalam kehidupan mereka. Dan dengan hal seperti ini  juga masyarakat bisa saling membantu dalam menangani masalah seperti membayar mas kawin,membayar hukuman dari suku yang lain kepada pihak korban dan bisa membagi ternak babi, ketika seseorang tidak mempunyai ternak babi untuk terlibat dalam acara.
c. Unsur religi
Sebelum masyarakat membawa babi ke lapangan pesta. Masing masing keluarga sudah berkumpul di rumah masing-masing untuk bersepakat dan berdoa supaya pada saat pemotongan atau pemanahan babi  tidak ada halangan. Karena biasanya ketika tidak didoakan atau tidak ada kesepakatan dari antara keluarga maka babi di panah tapi tidak mati-mati.Dan sampai di lapangan pesta, seluruh masyarakat berkumpul dan berdoa untuk memulai kegiatan dari awal sampai akhir.  Setelah itu pada saat pembagian daging yang pertama kali di utamakan adalah Seluruh Hamba Tuhan atau para Pendeta untuk duduk di satu tempat karena, daging babi pertama akan di bagikan/di berikan kepada para Pendeta-Pendeta. Jadi bukan dalam kegiatan ini saja tetapi dalam kegitan apapun yang diutamakan adalah para Hamba-Hamba Tuhan
d. Unsur mata pencaharia
1. Tugas pria
Membuat kandang,Berkebun,memotong babi,Membuat bara api,Mencari kayu,Kebiri babi,Membuat bara api
Salah satu tugas perempuan dalam pemeliharaan adalah:beternak babi jinak ,memberi makanan kepada hewan, melepaskannya di pagi hari, dan memasukkannya kembali pada sore   hari jadi Pada umumnya masyarakat kwiyawagi mata pencahariannya adalah  bertanni, berternak dan berburu.
e. Unsur seni Budaya
Kesenian sangat terkait dalam kegiatan  ini karena 1 minggu sebelum hari nya tiba pemudah dan pemudi/atau pria dan wanita mengadakan tarian adat tiap sore sambil menyiapkan kayu,batu,dan daun/rumput. Jadi dalam penyiapan bahan-bahan ini  di ikuti dengan lagu-lagu daerah  dan tarian adat. Maka para wanita juga pun  ikut menyiapkan bahan-bahan tersebut.
Apa lagi pada satu malam terakhir biasanya masyarakat mengadakan tarian adat dari jam 5 sore sampai dengan jam 4 subu, pada jam inilah seorang pria mulai memanah babi. Dan pada saat pembagian dagin babi juga dalam bentuk tarian dengan menyanyikan lagu-lagu daerah.
f. Unsur ekonomi
Sebelum acara pesta babi diadakan dua minggu sebelumnya para pegawai atau para pejabat membeli babi-babi yang di jual oleh masyarakat setempat setelah itu di bagikan kepada tiap-tiap Desa atau tiap gereja. Dan masyarakat menjual belikan  hasil karya sendri,seperti noken,koteka,mahkota dll. untuk di gunakan pada saat tarian adat dan pada saat acara berlangsung.
g. Peralatan Bahan-Bahan
Bahan bahan yang harus disiapkan: Ternak babi. Kampak,Parang,Pisau ,Kayu,Batu,Sayur ,Batatas/ubi kayu,Daun pisang/rumput,Kolam untuk masak, Gambaar di ssmbing menunjukan masyarakat sedang mengambil batu dari baara api yang tadinya sudah di panaskan dimasukan dalam kolam yang di sediahkan. Tarian adat sebelum   acara diadakan
Image
Gmbr: Tarian adat Sebelum Upacara Bakar batu atau Barapen .
Tarian ini adalah pameran yang memamerkan  hasil usaha sebelum hari acaranya tiba. Acara ini  diadakan selama satu minggu berturut –turut . Jadi pada saat inilah kesembatanya   ibu-ibu untuk memamerkan hasil usahanya dalam memelihara ternak babi dan akan menikmati bersama.

by: Nipson. Murib

putra Kwiyawage